Kesuksesan bukan satu perhentian, tapi sebuah perjalananKabarIndonesia - Apa itu sukses? Bagaimana seseorang disebut sukses? Bill Gates dikenal memiliki perusahaan software IT Microsoft dan terkenal sebagai Trilyuner. Apakah arti sukses sesungguhnya? Apakah hanya menyangkut nama besar dan kekayaan semata?
Dalam Iklan TV, seorang berkata, Sukses itu baginya jika ia dapat memperbaiki mobil antiknya, dengan lain kata ia ingin menyampaikan bahwa melakukan hal-hal yang Anda sukai dan berhasil dengan baik, itulah arti sukses baginya. Ada lagi jargon Sukses dari para selebriti yaitu jika mempunyai banyak fans yang minta tanda tangan dan disukai para penonton.
Bagi para usahawan, beda lagi dech. Mereka mengartikan dirinya telah sukses jika berhasil mendapatkan keuntungan / laba, usaha mengalami peningkatan, permintaan pasar naik, mempunyai properti pribadi bisa rumah, tanah, deposito, anak perusahaan, saham dan lain-lain.
Nah lalu, apa arti sukses bagi seorang pendeta atau hamba Tuhan? Mau tahu? Bagi sebagian Pendeta yang hidup dan melayani di kota-kota metropolis di zaman ini, sukses itu diartikan dengan memiliki gedung gereja yang aduhai besar dan mewahnya dengan jumlah jemaat ribuan hingga laksa, punya gereja cabang di mana-mana baik dalam maupun luar negeri. Punya jemaat yang setia memberi perpuluhan dan berbagai macam persembahan lainnya. Jika mau ditambah tentu masih banyak lagi, misal punya yayasan, sekolah, radio dan televisi, punya sekolah tinggi teologi (STT), panti asuhan, perusahaan, dan sebagainya. Tentu tidaklah salah jika hal-hal ini menjadi bagian dari kriteria sukses seorang pendeta / hamba Tuhan. Namun apakah hanya ini?
Bagi para orang tua, sukses dalam keluarga diartikan dengan memiliki anak-anak dengan pendidikan tinggi, ekonomi mapan, dan keluarga yang rukun.
Ya, arti sukses begitu beraneka ragam ditinjau dari berbagai jenis orang dan profesi yang ada. Namun, apakah ada kriteria sukses yang mencakup semua jenis profesi dan jabatan dalam kehidupan ini? Dan apa pula pandangan Alkitab tentang Makna Sukses sesungguhnya dihadapan Allah? Marilah kita melihat beberapa ayat Alkitab tentang Harta. Mengapa tentang harta? Karena dunia melihat kacamata SUKSES dari berapa banyaknya harta benda yang dipunyai seseorang.
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. (Matius 6:19-21)
Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya. (Mat 19:21-22, baca juga Markus 10:21-22, Luk 18:22)
Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah." Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di sorga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan ngengat. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Lukas 12:15,21,33-34)
I Timotius 6:19 dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya.
II Timotius 1:14 Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.
Ibrani 10:34 Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya.
Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir. (Yakobus 5:3).
I Yohanes 3:17 berkata: Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?
Tentulah, ayat-ayat ini sangat dihindari untuk dikhotbahkan di kalangan para pendeta yang menganut Teologi Sukses. Jim Baker, salah satu pencetus Teologi Sukses, dalam hidupnya, akhirnya menyadari dan menarik kembali ajarannya tentang Teologi Sukses.
Salahkah jika kita mengartikan sukses dengan melihat berapa banyak harta benda yang kita miliki? Tentu tidak bukan? Masalahnya adalah dalam Alkitab jelas mengatakan janganlah HATI kita terikat pada HARTA (dengan lain kata HIDUP yang berPUSAT pada HARTA BENDA DUNIAWI). Yesus tegas memerintahkan para murid dan semua pendengarnya, bahwa kita mesti mengumpulkan harta di Surga, yang bernilai kekal.
Musa adalah contoh orang yang berani meninggalkan segala kemewahan Mesir yang sudah berada dalam tangannya. Ibrani 11:26 berkata, Ia (Musa) menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah. Paulus menganggap memberitakan Injil Kristus sebagai hal yang terutama dalam segala usaha kehidupan yang dia lakukan. Kita tahu Paulus pun bekerja untuk mencukupi kebutuhan dirinya dan perjalanan misinya dengan bekerja sebagai tukang pembuat tenda (TENTMAKER).
Dalam Penginjilan, kita kenal istilah TENTMAKER yaitu orang-orang yang bekerja secara profesional di bidang masing-masing untuk tujuan yang terutama yaitu memberitakan Injil Keselamatan di dalam Yesus (Bekerja dan memberitakan Injil). Peraih dua gelar Doktor Teologia (D.Th dan DRE), Pdt. DR. Suhento Liauw, MRE pernah berkata dalam Kongres Fundamentalis IX tanggal 17 Agustus 2007 bahwa setiap orang Kristen apapun pekerjaannya, semua yang dipunyainya (Harta Benda, Uang, Waktu, Tenaga, Pikiran, dan lainnya) harus diarahkan, didayagunakan, dan dipersembahkan untuk memberitakan Injil bagi kemuliaan Tuhan dan mencari Jiwa-jiwa yang Terhilang. Ini adalah Panggilan Terbesar dari setiap orang Kristen. Berusaha mencukupi kebutuhan diri sendiri dengan apa yang ada pada kita dan mengerjakan dengan tangan (bekerja keras) apa yang telah dipercayakan dan bisa dikerjakan oleh kita (sesuai Pengkhotbah 9:10). Terlebih di atas semuanya, kita perlu menyadari BERKAT TUHANlah yang MENJADIKAN KAYA, susah payah manusia tidak akan menambahinya. Jadi Allah tahu apa yang kita butuhkan.
Ketika Yesus menyuruh pemuda yang kaya raya untuk menjual semua hartanya dan kemudian mengikut Yesus, kita dapat melihat bahwa Yesus tentunya ingin melihat kerelaan hatinya untuk meninggalkan semua harta dunia yang dia kumpulkan, apakah sungguh orang ini ingin Memperoleh Hidup yang Kekal, padahal hatinya terikat dengan harta benda? (Lukas 18:18-27). Kemudian Yesus melanjutkan alangkah susahnya orang kaya masuk Kerajaan Surga, lebih mudah seekor unta masuk ke dalam lubang jarum daripada seorang kaya masuk dalam Kerajaan Surga, sebab dimana hartamu berada, di situ hatimu berada. Waspadalah dengan segala KETAMAKAN (Lukas 12:15).
Dalam bukunya, Manusia Unggul yang diberkati Tuhan, Ir. Ciputra menjelaskan kriteria Sukses dan rahasia Sukses sesungguhnya yang diinginkan Tuhan. Sudahkah kita mengetahuinya? Apa sajakah itu? John C. Maxwell, seorang pendeta dan pakar kepemimpinan pernah berkata dalam Seminar Para Hamba Tuhan dan Usahawan di Surabaya, SUKSES sebenarnya menyangkut 3 hal yaitu:
1. Mengetahui tujuan hidup Anda (Knowing your purpose of life),
2. Mengembangkan kemampuan atau potensi Anda secara maksimal (Maximize your potencial) dan
3. Menjadi berkat bagi banyak orang (Blessed Other People).
Ini loh Rahasia dan Arti SUKSES sesungguhnya menurut Mr. John Maxwell yang tentunya sesuai dengan Firman Tuhan.
Tuhan Yesus tidak hendak berkata bahwa kita tidak boleh mengumpulkan harta dunia selama hidup di dunia. Namun yang hendak ditekankan Yesus adalah jangan TAMAK akan Kekayaan dan hidup dikuasai MAMON (Mamanya Doraemon-Red :) hehehe, Harta Benda dan segala kesenangan dunia). Dalam dunia pasti kita membutuhkan harta dan uang untuk hidup. Ini wajar dan lumrah. Namun orang yang hidupnya hanya berfokus untuk mencari dan mengumpulkan harta benda sebanyak-banyaknya, adalah seperti orang yang hidup sia-sia dengan arah yang tidak jelas. Ingatlah harta benda, uang dan kekayaan adalah BERKAT atau SARANA atau ALAT dalam melakukan berbagai aktivitas Hidup untuk Memuliakan Allah dan Menjadi Berkat bagi sesama.
Buku Purpose Driven Life karangan Rick Warren, memberi tahu kita hal pertama dalam hidup yang terpenting adalah mengetahui Tujuan dan Arti Hidup Anda sesungguhnya. Ingatlah bahwa Tujuan Hidup Manusia adalah Memuliakan Allah dan Menikmati Dia selama-lamanya (to Glorify God and Enjoying Him forever and ever--Westminster Confession ).